Jember, Crimehunternews.id - Permasalah yang terjadi di Kabupaten Jember terus memanas lantaran belum menemukan titik temu yang jelas, seperti konflik horizontal dari kedua kubu elemen masyarakat yang sama-sama mencari keadilan terkait jalan kelas 3 milik provinsi Jawa Timur. Senin (3/1/2025)
Kubu warga Desa Kasiyan Timur, Kecamatan Puger meminta perbaikan jalan raya karena rusak parah akibat muatan yang berlebih, dan langsung direspon dengan baik oleh dinas PU Bina marga provinsi, dan anggaran kurang lebih 53 Milyar yang akan digelontorkan untuk perbaikan jalan.
Namun, meski sudah diberikan angin segar oleh pemerintah, pihak pendemo jalan tersebut engan memberikan kesempatan bagi sopir untuk melintas karena tonase angkutan.
Hal tersebut akhirnya memaksa para paguyuban sopir truk bersatu dan juga pihak UMKM geram, karena pendemo jalan terkesan mematikan sandang pangan tanpa memikirkan dampak sosial bagi para sopir dan UMKM.
Hingga akhirnya ribuan massa bersama sama membawa truk mendatangi pemkab Jember meminta tanggung jawab bupati Jember yang awal seolah olah terkesan tak memikirkan nasib para sopir dan UMKM yang ada diwilayah sekitar.
Samsul Arifin Korlap aksi paguyuban sopir saat disela sela kegiatan orasi mengatakan, bahwa kami tetap meminta jalan dikembalikan seperti semula, jalan kan sudah mau diperbaiki tapi kami kok tidak boleh melintas, ini namanya diskriminasi sepihak," kata Samsul Arifin Korlap aksi paguyuban sopir saat disela sela kegiatan orasi.
"Saya tetap meminta jalan dibuka, jika tidak berarti memang pemkab Jember tidak peduli kami akan bertahan dan membuka sendiri jalan tersebut, apalagi barusan aspirasi dengan pihak terkait yaitu pemkab dan dinas PU bina marga tidak ada solusi dan terkesan sepihak," ujar Samsul Arifin Korlap aksi paguyuban sopir.
Samsul menyampaikan, kami tidak ingin menunggu lagi, jika tidak dibuka jangan salahkan kami jika ini terjadi benturan lebih besar sesama warga. Ini yang kami nilai pemkab Jember memang sengaja benturkan kami, ini sebenarnya yang salah pihak PU Bina marga provinsi. Mengapa kubu sebelah sangat mudah tutup jalan, kenapa kami minta dibuka sulit , ini kan sudah tidak beres.
Lanjut Samsul, dari hasil koordinasi pihak korlap sama pihak pemkab tidak membuahkan hasil, dan para sopir ancam akan buka paksa, jika terjadi benturan biar semua pihak tahu.
"Kami tetap akan buka paksa jalan, karna kubu sebelah sudah tega, nasib kami juga tidak di pikirkan, apalagi hari ini bupati Jember Hendy Siswanto tidak ada ditempat, malah yang bersangkutan ke Kasiyan Puger, ini sudah terlihat kesepihakan, dan kami akan lawan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Samsul, jika untuk hari ini ada 75 Truk dan ribuan orang yang datang yaitu keluarga kami yang sudah geram, pasalnya hampir 2 Minggu tidak bisa kerja mau makan apa, selain itu ada UMKM juga yang datang, ini terdampak juga.
"Kami tidak ditemui bupati, dan kami sekarang pergi ke dewan komisi C.Kami curhat kami harus kemana lagi, kami juga gak bisa berbuat apa apa selain melawan agar kami bisa kerja," pungkasnya.
Beberapa point point tuntutan para sopir dan UMKM.
POIN TUNTUTAN:
Kami Paguyuban Sopir Truk Bersatu, Pusat Solidaritas Sentra Industri & UMKM, dan Barikade Jember Selatan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Bersatu yang merupakan golongan terdampak atas Pembatasan Akses Jalan Provinsi (Rambipuji-Puger), menuntut:
1. Mengecam dan menolak keras atas keputusan dan kebijakan sepihak tentang pembatasan akses jalan provinsi (Rambipuji-Puger);
2. Menuntut keadilan kepada Pemerintah Kabupaten Jember dan DPRD Kabupaten Jember agar membuka kembali akses jalan provinsi (Rambipuji-Puger) untuk semua orang terutama bagi kami para Sopir Truk agar kami bisa bekerja seperti sedia kala untuk menghidupi keluarga kami;
3. Mengembalikan jam operasional bagi Truk kami seperti semula agar kami bisa bekerja dan sektor industri serta UMKM bisa mendapatkan penghasilan normal seperti biasanya;
4. Mendukung dan mendorong Pemerintah agar memberikan keputusan yang adil tanpa ada pihak yang dirugikan; dan
5. Mendukung Pemerintah untuk melakukan perbaikan jalan provinsi (Rambipuji-Puger) sebagaimana mestinya.
Sementara itu, Ketua Komisi C Ardi Pujo Prabowo saat diruang komisi menegaskan, jika pihaknya menampung keluh kesah semua pihak, dan pihaknya juga menyayangkan bupati Jember Hendy Siswanto tidak menemui masyarakat yang juga terdampak pembatasan jalan oleh pihak masyarakat Kasiyan.
"Kami segera lakukan koordinasi, semua pihak agar bisa sama sama mendapatkan keadilan.Saya juga heran mengapa bupati malah ke Puger, padahal suasana ini sangat penting.Ini bisa terjadi pertumpahan darah," pungkasnya. (*)